Surakarta merupakan salah satu ikon batik tanah air yang melambungkan kreasi batik hingga ke mancanegara. Masayarakat Solo, Surakarta telah membuat kain batik dari jaman nenek moyang mereka. Keberlangsungan inilah yang mampu menciptakan motif batik Surakarta yang dikenal hingga kini.
Perbedaan motif terlihat gamblang. Jika diurut ke masa lalu. Motif yang tergambar tidak hanya sekedar lukisan namun mengandung sebuah makna mendalam untuk pelajaran kehidupan manusia. Inilah jenis – jenis beserta makna motif batik asal Surakarta yang mampu memukau dunia yang dijual di toko Batik Prabuseno :
Batik Truntum
Makna kata Truntum berarti “Penuntun” awal mulanya perempuan jawa yang sudah berkeluarga umumnya memakai motif batik ini. Dengan harapan dirinya dapat menjadi penuntun bagi anak-anaknya. Motif ini juga sering dipakai para orang tua ketika menikahkan anaknya.
Sejarah corak dari batik ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana. Yakni seorang Pemaisuri dari penguasa Sunan Paku Buwana III. Memiliki sebuah makna mendalam yakni gambaran tumbuh kembali. Sehingga siapapun yang memakai diharapkan mendapatkan semangat hidup kembali.
Batik Surakarta Motif Parang
Banyak orang mengatakan jika motif Parang adalah sebuah motif batik tertua di Indonesia. Corak motif parang membentuk seperti sebuah susunan huruf “S”. Dimana polanya saling menjalin tinggi ke rendah. Sehingga membentuk sebuah garis diagonal.
Parang berasal dari kata “Pereng” yang artinya “lereng.” Corak ini memiliki makna kesinambungan dan kekuatan atau semangat. Pada jaman dahulu batik Parang sering dipakai prajurit ketika akan berperang. Dengan harapan membawa kemenangan.
Motif Batik Kawung
Nama kawung berasal dari motifnya yang bulat agak lonjong menyerupai kawung. Kawung sendiri merupakan sejenis buah kelapa. Atau orang lebih sering menyebutnya ‘’kolang kaling”. Corak ini tersusun secara geometris serta sejajar layaknya bunga teratai.
Juga disertai dengan empat buah dari kelopak bunga yang menambah keunikannya. Orang jawa member makna untuk batik kawung sebagai lambang kesucian serta umur panjang. Dahulu, motif ini sering digunakan karyawan kantoran saja.
Batik Semen Kawat
Salah satu ciri khas motif batik Surakarta adalah gambaran yang detail dan rapi. Seperti motif batik Semen Rante atau kawat. Corak ini melambangkan cinta dan kasih sayang. Batik ini biasanya dipakai perempuan saat prosesi lamaran. Hal ini dimaksudkan agar ikatan erat calon pengantin wanita kepada pengantin pria.
Motif Batik Sidomukti
Kata Sidomukti berasal dari “Sido” yang artinya ”Jadi”. Mukti yang berarti “Makmur”. Motif ini menggambarkan kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan. Batik Sidomukti ini sering dikenakan oleh sepasang pengantin Jawa.
KhusuSnya daerah Solo, Surakarta. Hal ini dimaksudkan agar kedua mempelai dapat mengarungi kehidupan yang murah rezeki dan bahagia selamanya. Motif Sidomukti juga melambangkan harapan besar untuk sebuah kehidupan yang lebih baik, selalu diberkati dan senantiasa ingat kepada Sang Pencipta.
Corak Batik Satrio Manah
Batik Satrio Manah termasuk dalam motif Surakarta yang banyak diminati. Kain bercorak Satrio Manah sering dipakai oleh wali di acara pernikahan ataupun lamaran. Terdapat filosofi yang tekandung dari motif ini. Yakni sebuah harapan agar lamaran diterima calon mempelai wanita.
Batik Sawat
Batik sawat terinspirasi dari bentuk sayap. Dahulu motif ini dianggap skaral oleh sebagian orang. Karena hanya raja serta keluarganya yang boleh memakainya. Makna dari corak Sawat berkaitan dengan burung Garuda dan melambangkan kekuasaan.
Batik tidak hanya sebagai symbol keunikan budaya Indonesia. Lebih dari itu, kain batik memiliki sebuah arti mendalam serta filosofi tersendiri dari setiap corak yang tergambar. Seperti halnya motif batik Surakarta yang kental dengan nilai tradisi dan adat istiadatnya.