Menilik Situs Trowulan di Ibukota Kabupaten Mojokerto

 

Ibukota Kabupaten Mojokerto dikenal akan situs Trowulan, yang menjadi salah satu bukti kuat bahwa di tempat tersebut sempat menjadi pusat pemerintahan Majapahit. Namun, seiring berkembangnya zaman, bagaimana keberadaan dari situs Trowulan tersebut saat ini? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasinya berikut!

Intip Apa Saja Situs Bersejarah Trowulan yang Bisa Dikunjungi Masyarakat Umum

  1. Situs Trowulan

Situs Trowulan menjadi satu-satunya bukti dari peninggalan, yang mana terbentuk kota daerah kerajaan kuno klasik Indonesia dari abad V hingga XV masehi. Berlokasi di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, situs satu ini menjadi titik awal paling mudah untuk melakukan ziarah ke Gunung Pawitra atau Gunung Penanggungan.

  1. Makam Raja Majapahit

Masih menjadi satu lokasi yakni di Kecamatan Trowulan, makam raja Majapahit menjadi tempat bersemayamnya Raja Raden Brawijaya dan empat istrinya. Selain itu, disana juga terdapat makam dari Sapu Jagat, Sapu Angin, beserta dua ajudannya Raja Raden Brawijaya. Kawasan ini dikenal dengan sebutan Siti Inggil atau tanah yang tinggi.

  1. Pendopo Agung

Pendopo Agung juga berlokasi di Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Pendopo Agung ini memiliki bentuk arsitektur seperti pendopo khas Jawa pada umumnya, selain itu, terdapat beberapa relief yang menceritakan peristiwa besar terjadi pada masa kerajaan Majapahit. Terdapat juga petilasan panggung, sebagai tempat bersemedi.

  1. Candi Tikus

Penamaan Candi Tikus dikarenakan pada saat ditemukannya Candi ini terdapat banyak sarang tikus saat itu. Pada masa kerajaan Majapahit, Candi Tikus ini biasa digunakan untuk tempat pemandian keluarga raja. Beberapa juga menyebutkan bahwa Candi Tikus dulunya digunakan untuk penampungan dan penyaluran air bagi rakyat Trowulan.

Demikian informasi mengenai situs kebudayaan di Trowulan yang mana keberadaan nya pun masih terjaga hingga saat ini, dan bisa dikunjungi oleh  masyarakat umum. Situs Trowulan yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto inilah yang menjadi bukti kuat bahwa di daerah tersebut sempat menjadi pusat pemerintahan Majapahit.