Tahukah Anda tentang Rabeg? Ini merupakan nama dari makanan khas Banten. Namanya begitu populer lantaran dahulunya termasuk sebagai makanan wajib di Istana Banten.
Sejarah mencatat jika Maulana Hasanuddin menunaikan Haji di Makkah. Kemudian singgah di Kota Rabigh.
Di persinggahan ini, Maulana Hasanuddin mencicipi hidangan yang berbahan dasar daging. Ternyata, cita rasanya disukai.
Sekembalinya di Banten, Maulana Hasanuddin ternyata rindu dengan rasa hidangan tersebut. Makanya, beliau memerintahkan juru masak kerajaan untuk membuatnya meskipun rasanya tidak sama persis.
Walaupun begitu, hidangan tersebut ternyata tetap disukainya. Sampai akhirnya, hidangan tersebut dijadikan menu utama di lingkup Istana Kesultanan Banten.
Lantas, seperti apa sajian tersebut? Rabeg sendiri merupakan olahan daging kambing. Bahan yang digunakan ialah jeroan seperti usus, jantung, babat dan lain sebagainya.
Jeroan kambing ini diolah sedemikian rupa dengan berbagai rempah. Di antaranya adalah biji pala, lengkuas, cabe hingga kayu manis.
Penggunaan bahan ini sedikit meniru pada gaya kuliner dari Timur Tengah. Menjadikan tampilannya lebih pekat namun menggugah selera.
Rabeg sendiri mirip seperti semur daging. Hanya saja, rasanya jauh lebih enak. Yakni memiliki ciri khas pada rasanya yang sedikit lebih manis.
Sejauh ini, rabeg sudah menjadi hidangan yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Banyak penjual di Banten yang telah menjajakan hidangan tersebut. Harganya pun sangat terjangkau. Yakni di kisaran 10 ribu rupiah.