Bagi masyarakat Jawa Tengah khususnya yang tinggal di Semarang dan sekitarnya tentunya tidak asing lagi Rawa Pening. Rawa pening merupakan sebuah danau alam yang ada di kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Kata pening sendiri berasal dari bahasa jawa artinya jernih jadi arti dari rawa pening adalah danau yang jernih. Rawa pening ini terbilang sangat luas mencapai 2670 hektar dan menempati beberapa wilayah seperti ambarawa,tuntang bawen, banyubiru.
Rawa Pening ada di cekungan terendah lereng Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu. Danau rawa pening dangkal dan merupakan hulu bagi Sungai Tuntang.
Permasalahan lingkungan
Danau rawa pening ini alami pendangkalan yang drastis dan juga permasalahan eceng gondok di tahun 1918. Pernah jadi tempat memancing dan mencari ikan, sekarang hampir seluruh permukaan rawa pening ini tertutup eceng gondok.
Eceng gondok ini juga telah tutupi Sungai Tuntang, utamanya pada bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan sejumlah cara. Termasuk lakukan pembersihan dan juga pemanfaatan eceng gondong untuk kerajinan. Tapi tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.
Legenda Baru Klinthing
Menurut legenda ada cerita tentang terbentuknya danau Rawa Pening oleh seorang bernama Baru Klinthing karena muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi.
Cerita Baru Klinthing berubah jadi sosok anak kecil dengan penuh luka dan juga berbau amis sehingga tak diterima masyarakat setempat dan ada janda tua yang menolongnya.
Rawa ini disukai sebagai objek wisata terutama untuk spot mancing dan digunakan sebagai sarana olahraga air. Tapi belakangan ini, perahu nelayan juga susah bergerak.